e-katalog rona budaya - pkd 2023
1 tahun yang lalu
PETUNJUK JUKNIS
PEKAN KEBUDAYAAN DAERAH ( PKD )
SUMATERA BARAT TAHUN 2022
“DAYA BUDAYA“
PANGGUNG SENI PERTUNJUKAN
DI TAMAN BUDAYA SUMATERA BARAT, 1 - 5 OKTOBER 2022
DASAR PEMIKIRAN
Mengangkat tema “Daya Budaya,” Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat tahun 2022 berfokus pada kekuatan dari tradisi dan budaya daerah dalam mendorong, memperkaya, dan memperkuat berbagai ekspresi budaya kontemporer, dalam hal ini yang berupa seni pertunjukan. Seni pertunjukan artinya adalah seni dengan tingkah laku dan perbuatan manusia sebagai pokok seninya, yang dipertontonkan secara langsung, di mana penampil dan penyaksi berada dalam ruang dan waktu yang sama.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan, kekayaan budaya daerah diharapkan dapat menjadi modal utama dari proses pembangunan ekosistem budaya daerah yang tercipta melalui proses pelindungan, pembinaan, pengembangan,dan pemanfaatan. Dari keempat pilar tersebut, tema “Daya Budaya” akan menggarisbawahi dua pilar yang terakhir, yakni pengembangan dan pemanfaatan yang diyakini akan beresonansi pada dua pilar pertama, yakni pelindungan dan pembinaan. Artinya, PKD Sumatera Barat tahun 2022 berpijak pada pandangan bahwa dengan mengembangkan potensi budaya lokal yang artinya juga memanfaatkannya demi ekspresi budaya yang baru, proses pelindungan dan pembinaan sekaligus dapat dilaksanakan.
Memperhatikan amanat konstitusi itu, maka Panggung Seni Pertunjukan dalam Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat tahun 2022 akan menampilkan karya-karya terpilih yang dipandang mampu menunjukkan ‘daya budaya’ daerah Sumatera Barat. Adapun ‘daya budaya’ daerah Sumatera Barat dipahami sebagai kekuatan yang muncul dari berbagai budaya dan tradisi etnik yang mendiami wilayah Sumatera Barat, yakni Minangkabau, Slunto, Tionghoa, Keling, Jawa, Mandailing, dan sebagainya.
Karya-karya seni pertunjukan terpilih untukditampilkan dalam Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat tahun 2022 dengan demikian adalah karya yang dipandang mampu menunjukkan koherensinya dengan potensi budaya lokal di satu sisi, dan di sisi lain relevansinya dengan praktik hidup sehari-hari warga masyarakat Sumatera Barat. Hal itu antara lain ditunjukkan dengan menciptakan karya pertunjukan yang mengangkat bentuk, isi, dan amanat budaya daerah, untuk merespons peri kehidupan masa kini di Sumatera Barat.
Di lain pihak, PKD harus dipahami merupakan kegiatan yang akan memiliki peran sebagai dasar dari pelaksaaan PKN (Pekan Kebudayaan Nasional)sehingga perlu sedari awal meletakkan tema yang berkaitan dengan cara tertentu dengan tema PKN. Adapun Tema dari PKN yang dicanangkan adalah: “Sandang, Pangan, Papan,” serta di sisi yang lain adalah “Dulu, Kini, dan Esok.” Tema “Sandang, Pangan, Papan” menggaris bawahi kekayaan budaya lokal dalam hal pengetahuan tradisional yang memiliki kepekaan atas budi daya pangan, ekologi, dan keaneka ragaman hayati. Sementara tema “Dulu, Kini, dan Esok” menggaris bawahi perlunya penggalian atas kekayaan budaya lokal berdasarkan fungsi historisnya, melihat peran yang mungkin diambilnya di masa kini, dan membayangkan pemanfataannya di masa yang akan datang.
Berdasarkan pemikiran di atas maka, 12 penampilan Seni Pertunjukan yang akan ditampilkan dalam PKD Sumatera Barat tahun 2022 pada dasarnya adalah karya terpilih dengan menimbang tiga hal, yakni: Pertama, karya dengan penggalian atas nilai-nilai historis dari unsur pertunjukan atau repertoar budaya lokal secara tradisional, untuk melihat fondasi konseptual dari unsur budaya yang bersangkutan. Kedua, karya dengan analisis tentang tantangan dan ancaman yang tengah dihadapi oleh unsur pertunjukan atau repertoar budaya lokal di masa kini dan mengasumsikan adanya bentuk pengembangan sebagai salah satu solusi. Dan ketiga, karya yang menimbang kecanggihan teknologi media sebagai salah satu kemungkinan pengayaan ekspresi, sebagai bentuk antisipasi atas masa depan.
Pada bidang seni teater, karya seni yang ditampilkan perlu menimbang kekuatan seni dramatik lokal yang potensial untuk dijadikan bahan seni pertunjukan baru, di antaranya: Randai, Tupai Janjang, Tonel, dan Sandiwara Kampuang. Untuk bidang seni tari, karya yang ditampilkan juga diprioritaskan yang menimbang kekuatan koreologi di Sumatera Barat, di antaranya: Tari Piriang, Tari Adok, Adapun untuk musik, ansambel tiup, ansambel logam, ansambel vokal (dendang, ginyang, ratok), dan ansambel tubuh (tapuak)
PESERTA
Dengan demikian, konsep kurasi Seni Pertunjukan akan dilaksanakan dengan cara terlebih dahulu.
SELEKSI
Sebagai turunan dari konsep Panggung Seni Pertunjukan, maka proses seleksi akan dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
LINIMASA
Adapun pelaksanaan kurasi akan meliputi :
No |
Kegiatan |
Jadwal |
||||||||
Agustus |
September |
Okt |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PENAMPIL
Adapun calon pengisi kegiatan yang direncanakan akan dijajaki untuk menjadi penampil PKD Sumatera Barat 2022 adalah sebagai berikut:
Judul | Grup |
Bayang Kaki Limo | Grup Teater Sembilan Ruang |
Cindur Buta dan Imbang yang Terluka | Grup ActorIdea_CreativeSpace (Teater) |
Parang Kamang | Grup Sawahlunto Aktor Laboratory Teater (SALT) |
"ROH" karya Wisran Hadi | Grup Payung Sumatera dance Theatre |
The Sound After Solitude | Siska Aprisia (Tari) |
Maikek Bumi | Grup Minanga Centre Indonesia |
Ba Ba Liak | Grup Sasaran (Tari) |
Larut | Grup Cinangkiak Saiyo (Tari) |
Galuk | Grup Candasuwara |
Tak Ada Yang tak Lekang Oleh Waktu | Grup Komunitas Legusa |
Menyeruak Bunyi | Grup Bunyi nan Dietong |
Ambigu | Grup Estetikoestik |
FASILITAS